Tatkala Malaysia mengalami pencemaran jerebu pada tahap membimbangkan, pelakon Dian Sastrowardoyo kelihatan gembira menikmati persekitaran yang nyaman di negaranya.

Artis yang berasal dari Jakarta itu memuatnaik komen dalam akaun Facebook peribadinya dengan beberapa keping gambar yang mempamerkan wajahnya yang ceria.

Mornings.., at the time when the sun light is still angled from the side in a such... http://t.co/stPbtXuxyN pic.twitter.com/xxXPUZRjN1

— Dian Sastrowardoyo (@therealDiSastr) September 15, 2015

“Selamat pagi. Apabila cahaya matahari pada tahap tertentu, cahaya itu akan mengunjurkan rona jingga. Inilah waktu kegemaran saya.

“Marilah bangun awal dan habiskan waktu itu dengan orang yang penting dalam hidup kamu,” katanya pagi tadi.

Imej Dian sambil tersenyum itu mempamerkan susuk tubuhnya yang memakai baju berwarna firus (turquoise) sambil memegang kamera dan telefon genggam.

Biarpun Dian sempat merakam imejnya tanpa jerebu buat peminat, lain pula keadaannya di Malaysia.

Keadaan jerebu berulang kembali, ia berlaku saban tahun.

Menurut laporan media kemerosotan kualiti udara di Malaysia berpunca daripada jerebu merentas sempadan dari Sumatera dan Kalimantan di Indonesia.

Mornings.., at the time when the sun light is still angled from the side in a such degree.., the ray will project such...

Posted by Dian Sastrowardoyo on Monday, September 14, 2015

Sementara itu di wilayah Riau pemerintahnya sudah mengisytiharkan darurat apabila bacaan indeks pencemaran udara mencatatkan paras lebih 900.

Manakala lima wilayah diletakkan dalam status berjaga-jaga iaitu Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Di Malaysia, 29 kawasan mencatatkan bacaan Indeks Pencemaran Udara (IPU) masih pada tahap tidak sihat sehingga pukul 4 petang ini.

Beberapa jam kemudian Dian mengemas kini akaun Instragramnya pula dengan memuat naik gambarnya seperti dalam kelas.

"Kalo saya ingat di jaman masih sekolah dulu, guru guru yang sangat menginspirasi saya itu biasanya guru Bahasa Indonesia. Pak Valent di SMP saya, dan Pak Mayan di SMA. Dari mereka, kami mendapat tugas tugas membaca banyak buku karya karya sastra.., dari angkatan 66, Angkata Pujangga Baru, angk. Balai Pustaka, hingga karya karya modern yang lebih aktual. Saya beruntung karena kedua guru bahasa Indonesia saya itu benar benar passionate mengenai materi yang mereka ajarkan. Dan kamu tau nggak? Passion itu menular.." tulisnya.

Kalo saya ingat di jaman masih sekolah dulu, guru guru yang sangat menginspirasi saya itu biasanya guru Bahasa Indonesia. Pak Valent di SMP saya, dan Pak Mayan di SMA. Dari mereka, kami mendapat tugas tugas membaca banyak buku karya karya sastra.., dari angkatan 66, Angkata Pujangga Baru, angk. Balai Pustaka, hingga karya karya modern yang lebih aktual. Saya beruntung karena kedua guru bahasa Indonesia saya itu benar benar passionate mengenai materi yang mereka ajarkan. Dan kamu tau nggak? Passion itu menular.. Pada saat seorang guru secara pribadi benar benar tertarik dengan materi yg diajarkannya, maka secara langsung maupun tidak dia itu menularkan ketertarikannya terhadap materi kepada murid muridnya. Dan karena diajar oleh mereka: pak Valent dan pak Mayan, saya benar benar jadi suka banget membaca karya sastra. Karya sastra favorit saya sampai sekarang adalah: karya karyanya N.H. Dini seperti 'Pada Sebuah Kapal', dan 'Keberangkatan', karyanya Seno Gumira Ajidarma 'Pelajaran Mengarang', Pramoedya Ananta Toer 'Gadis Pantai' dan 'Perboeroean', Romo Mangun 'Burung-Burung Manyar'... Sekarang saya lagi baca Aan Mansyur yang 'Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi'. Please share karya sastra Indonesia yg lama lama yang jadi favorit kamu yang berkesan dari jaman sekolah tapi kamu pengen baca terus berulang ulang sampai sekarang...

A photo posted by Dian Sastrowardoyo (@therealdisastr) on

Sep 15, 2015 at 12:04am PDT